Siapa Dia

Kamis, 15 Oktober 2015

Dia

Dia tidak tahu persis sebenarnya dia sedang kenapa. Intinya seperti ini, dia ingin bergerak lebih pelan dibanding sebelumnya. Dia ingin mundur dua langkah kebelakang untuk (mungkin) mempersiapkan sepuluh langkah kedepan nanti. Satu hal yang dia tahu benar adanya dan sudah dia alami beberapa waktu terakhir adalah, saat kita ingin mendapatkan sesuatu secepat mungkin dan memburu seburu-burunya, hasilnya tidak akan sesuai harapan.

Dia pernah berharap, namun gagal-terhambat berkali-kali

Dia percaya sekali semua yang saya sebutkan diatas pernah kita alami. Pasti, kita pernah dikecewakan oleh keadaan dan oleh keinginan kita sendiri. Dia juga sangat percaya bahwa banyak dari kita yang kelelahan di tengah jalan untuk menggapainya dan memutuskan untuk berhenti lalu kembali pulang. Namun, tak sedikit yang kelelahan di tengah jalan tetapi tetap bertahan untuk berjalan lebih pelan. Bukan karena semangat yang menurun tapi untuk menyimpan tenaga karena kita tidak tahu sampai kapan perjalanan ini akan kita lalui. Atau, menyimpan tenaga karena kita tidak tahu di persimpangan mana kita akan bertemu dengan tujuan kita. Iya, tenaga untuk terkejut, tersenyum, dan bergembira saat dipertemukan.

Sebenarnya, dia hanya ingin berjalan pelan dan menyisir jalanan. Mensyukuri apa yang terlewati dan menikmati apa yang dilewati. Hanya satu yang akan menghentikan perjalanannya kelak. "Dia menemukan aku, tujuannya", katanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar