Siapa Dia

Senin, 16 Februari 2015

Theory Of Everything

Akhirnya ada alasan buat posting blog lagi setelah beberapa minggu absen. Kangen rasanya buat nulis yang artinya kangen nonton ke bioskop lagi. Jujur, setelah saya liat jadwal tayang film-film hollywood sepanjang tahun 2015, nggak ada film menarik dari bulan Januari sampai Maret yang bisa buat saya tergerak pergi ke bioskop. Jadilah saya nonton film online atau film minta dari temen. Dalam seminggu saya bisa nonton tiga sampai empat film. Ada sih beberapa film yang saya suka dan bisa ditulis di blog cuma belum cukup menggenapkan semangat saya tapi film yang satu ini beda. Setelah saya selesai nonton, saya sangat bersemangat dan berniat langsung menulis review-nya. Ya, niat hanyalah niat. Saya baru nulis sehari setelahnya dan dilanjutkan tiga hari setelahnya.

Film ini sebenarnya tidak termasuk film baru karena sudah tayang beberapa bulan lalu alias film tahun 2014. Alasan saya baru menonton film ini adalah Theory of Everything masuk kedalam beberapa kategori di Golden Globe dan saat aktor utamanya mendapatkan Golden Globe atas perannya di film ini, saya menjadi tertarik dan ingin tahu seperti apa filmnya. Well, ternyata film ini memang layak masuk Golden Globe.



Theory of Everything. Seperti biasa, karena kebiasaan saya yang jarang lihat trailer, saya pikir film ini adalah film drama romantis biasa yang mendayu-dayu dan merayu air mata seperti The Fault In Our Star. Ternyata benar tebakan saya, film ini film drama romantis tapi yang salah adalah film ini nggak biasa. Theory of Everything adalah film biografi dari ilmuwan ternama Stephen Hawking yang diperankan oleh Eddie Redmayne, aktor muda yang naik daun setelah bermain di film musikal epic Les Misserable.

Theory of Everything menceritakan seorang ilmuwan muda dari Inggris bernama Stephen Hawking yang mengidap penyakit gangguan saraf motorik. Penyakit tersebut membuat hidupnya diprediksi tinggal dua tahun saja dan membuatnya tidak bisa lagi berjalan, menulis, sampai berbicara (komplikasi penyakit pneumonia) namun penyakit tersebut tidak menghalanginya untuk tetap berkarya. Film ini juga menceritakan cerita cinta Hawking bersama istrinya Jane, yang diperankan oleh Felicity Jones yang ternyata sangat sangat menarik dan mengharukan.

Seperti kebanyakan biografi tokoh besar, sepertinya tidak ada yang dibuat dengan main-main. Hal ini terbukti dari pendalaman karakter yang dilakukan sang aktor utama. Tidak hanya sosoknya saja yang diduplikasi dengan baik tapi bagaimana akting lumpuhnya begitu nyata. Buat saya itu terlihat tidak dipaksa, sangat mengalir dan membuat kita percaya bahwa segala bentuk yang dibuat dari ujung rambut sampai kaki benar-benar terjadi pada Redmayne. Pemain pendukung lain juga memerankan perannya dengan baik menurut saya.  


Mirip!

Theory of Everything ber-genre drama romantis dan tak seru bila tak bicara soal romantisme di film ini. Satu kata untuk film ini, Manis. Kesetiaan, pengorbanan, dan cinta tulus Jane untuk Hawking disaat senang dan susah benar-benar sangat indah untuk dilihat dan dirasakan. Saat sampai diakhir film, dalam hati saya bertanya-tanya apakah saya sanggup saat nanti menjadi seorang istri punya kesetiaan seperti Jane karena pasti sangat sulit menjadi seorang istri yang mana di waktu bersamaan harus mengurus keluarga namun tetap berusaha mengejar cita-cita dan mimpinya. Well, this movie talks more, girls.

how sweet

perfect dad

Ada beberapa kelemahan buat saya di film ini. Stephen Hawking masih terlihat begitu muda dan tak ada bedanya dari awal film sampai akhir film. Padahal ceritanya sudah belasan tahun tapi terasa tak ada perubahan selain kondisi tubuhnya yang semakin parah. Selain itu, Felicity Jones masih terlihat begitu muda saat berperan sebagai istri beranak tiga. Tapi hal baiknya adalah mereka memang mirip, sih Felicity Jones dengan Jane Hawking muda. Oh ya, dokter yang menjelaskan tentang penyakit yang diidap Hawking pertama kali kurang greget. Terlihat awkward dan seadanya. Tapi itu hanya bagian kecil dari film ini yang tidak akan merusak rasa legit dari ceritanya.

Rating film ini dibeberapa situs film juga bagus yaitu diatas 7. Bagi yang belum menonton dan bingung film apa yang cocok ditonton berdua dengan kekasih untuk mengisi waktu luang liburan ini, saya pikir Theory of Everything bisa jadi solusinya. Eh, jangan sedih bagi yang single karena film ini juga cocok kok ditonton rame-rame bareng temen-temen cewek kamu. Buat saya sih Eddie Redmayne is one of sexy geeks after Jesse Eisenberg dan benedict Cumberbatch tentunya. So, happy watching guys!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar