Siapa Dia

Selasa, 14 Oktober 2014

Mata Ganti Mata

"Kalau mata ganti mata, seluruh dunia bakal buta"

Kalimat tersebut keluar ditengah-tengah gue dan beberapa teman gue sedang mendengarkan teman kami menceritakan kisahnya berpacaran. Dimana teman kami yang bernama (panggil saja) Anggrek, beranggapan bahwa senggol harus dibalas senggol, cubit harus dibalas cubit, dan sakit hati harus dibalas sakit hati. Kemudian, keluarlah kata mutiara diatas dari Lia, salah satu temen gue yang duduk bersebrangan.

Saat gue tanya pada Anggrek kenapa dia ngelakuin hal itu, dia menjawab dengan penuh yakin. Dia melakukan itu supaya pacarnya tahu dia bisa melakukan hal yang sama. Semacam pembuktian lah. Selain itu agar pacarnya tahu bagaimana rasanya diperlakukan tidak baik supaya nantinya pacarnya tidak lagi melakukan hal yang sama.

Lalu gue bertanya, bagaimana kalau pacarnya menjadi suaminya lalu membalas semua sikap tak baik Anggrek yang pernah dilakukan padanya. Kata Anggrek dia tidak takut. Temen gue Anggrek ini memang keras kalau soal begini. Cuma gue tetap menghargai pendapatnya karena diantara kami yang berkumpul saat itu sudah menasehati bahwa yang Ia lakukan tidak baik. Namun tetap saja Anggrek bersikukuh. Well, kewajiban kami sebagai teman menurut gue sudah ditunaikan jadi sekarang kembali ke Anggrek sebagai pelakunya yang memutuskan.

Gue tidak membenarkan apa yang dilakukan Anggrek karena gue sendiri masih berpendapat kalau sakit tak perlu dibalas sakit. Sakit harusnya diobati. Karena kalau semuanya dibalas sakit, lalu siapa penyembuhnya. Salah satu dari dua orang bermasalah perlu jadi penyembuh dan bersikap lebih dewasa. Nggak perlu mikir kalimat barusan sok suci karena kita semua sama tahu kalau kita pernah jadi orang yang sakit, bukan penyembuh diantara dua orang tersebut.
Namun yang Anggrek lakukan gue anggap itu manusiawi. Sifat reflek manusia kan emang begitu. Coba ada nyamuk yang terbang disekitar kuping lalu menempel di pipi, apa yang kita lakukan? Gue yakin bakal diceplas nyamuknya. Itu bentuk reflek sekaligus defense kita. Bentuk pertahanan diri. Ada yang ganggu, ya pasti kita akan berusaha menghilangkan biangnya. Nah, kasus Anggrek juga begitu. Ia disakiti dan sebagai bentuk defense-nya, Ia balas dengan hal yang sama.

Yah.. mungkin bagi sebagian orang, buta akan terasa adil dan bukan musibah bila semua orang di dunia juga buta. Setuju?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar