Salah satu film horor yang ditunggu-tunggu release-nya di tahun 2014 akhirnya keluar juga. Annabelle membuka bulan oktober, bulannya Halloween dengan terornya. Annabelle seakan menjadi pembuka film-film horor lainnya yang akan menjadi raja sebulan selama bulan ini. Tanggal 1 Oktober kemarin, Annabelle tayang serentak diseluruh bioskop di Indonesia. New Star Cineplex Jember masuk daftar 'bioskop di Indonesia' tersebut. Jadi jelas gue tidak melewatkan film ini.
Semenjak kemunculannya di film horor yang jadi hits tahun 2013 yaitu Conjuring, Annabelle menjadi spin-off-nya yang sangat ditunggu di tahun 2014. Berkat cerita Conjuring yang diangkat dari kisah nyata, Annabelle menjadi sandingan sekaligus tandingan yang di prediksi (prediksi gue sih) dapat menyaingi Conjuring. Baru tadi siang gue nonton bersama teman-teman.
Kenapa siang? Itu dia. Seharusnya kami nonton film ini petang tadi pukul 17.30. Tapi karena alasan takut kemalaman (kata Lia) akhirnya jadwal nonton kami majukan menjadi pukul 13.00 WIB. Awalnya gue merasa kurang puas karena efek seramnya kurang berasa. Tapi setelah nonton tadi, gue merasa bersyukur nonton di siang hari. After taste alias efek setelah nontonnya alias rasa takut dan kepikiran terminimalisir. Baiklah, itu hanya intermezzo saja. Sekarang mari kita bahas film boneka ini.
Seperti yang sudah gue bilang sebelumnya, Annabelle adalah film spin-off dari Conjuring (2013) garapan sutradara James Wan. Sayangnya Annabelle tidak disutradarai oleh Wan lagi, melainkan John R. Leonetti yang ternyata menyutradarai Insidous 2 (2013). Leonetti juga punya peran di Conjuring menjadi Director of Photography. Jadi tidak usah heran kalau terlihat sekali khas Conjuring dan Insidious dalam screenplay dan sinematografi Annabelle.
Annabelle dibintangi oleh aktor-aktor yang.... jujur, wajah-wajahnya bukan aktor utama yang pasaran. Mia yang diperankan oleh Annabelle Wallis, John yang diperankan oleh Ward Harton, Father Perez yang diperankan Tony Amendola, dan Evelyn yang diperankan Alfre Woodard. Mereka adalah empat peran sentral selain si boneka dan hantu. Penampilan mereka prima kecuali si Woodard karena setiap gue melihat dia, gue teringat sosok Oprah Winfrey di film Scary Movie.... 3 kalau nggak salah. Jadi cengar cengir dalam hati gitu, hahaha.. dan seperti biasa, trailer dan sinopsisnya cari sendiri ya.
Dilihat dari cerita, film ini biasa. Konflik yang dibangun sangat wajar dan umum. Cukup sederhana sih untuk membuat si boneka jadi bintang utama. Tidak terlalu berbelit membahas asal muasal Annabelle yang biasanya sejarah si hantu selalu jadi fokus tapi yang ini berbeda. Film ini fokus akan kisah pasutri ini. Secara keseluruhan gue sih suka. Namun ada beberapa hal yang mengganjal dan menjadikan film ini kurang greget.
Pertama, konflik yang terjadi terlalu cepat di awal cerita. Gue sempat berpikir kalau penyerangan yang terjadi dirumah Mia-John hanya mimpi Mia yang digambarkan pada film ini sangat khawatir akan kehamilannya. Membuat film ini tegang dini (?) hahaha ya maksud gue kurang pemanasan di awal. Oh ya, terlalu terburu-buru adalah kata yang tepat untuk menggambarkan.
Kedua, kisah hidup Evelyn yang tidak jelas. Terasa tanggung. Ia bukan cenayang, bukan pula pengikut sekte. Hanya tetangga bermuka sok misterius yang kehilangan putrinya akibat kecelakaan. Tapi ini membuat tokohnya tidak mudah ditebak dan cukup mengecoh gue. Pemeran pembantu yang hanya membantu saja. Tidak mendukung.
Nah, yang ketiga ini menurut gue yang bikin film ini hilang klimaks. Sang Ibu, Mia yang seharusnya berkorban jiwanya untuk menyelamatkan anaknya malah digantikan posisinya oleh Evelyn. What? That was too drama. Mungkin ini yang diinginkan sang sutradara dan penulis skenario untuk tidak membuat ending yang mudah tertebak. Well, you all nailed it but i lost the climax and sensation of terror. For me hehe. Tapi yang gue suka dari film ini adalah adegan menakutkannya saat di lantai gudang apartemen Mia-John. The best scene of all diluar dari scene yang ada Annabelle-nya yah.
Kalau dari sinematografi gue suka. Khas banget dua film horror sukses tahun lalu lah pokoknya yang diawal gue sampaikan. Dari sound effect, sukses buat gue deg-degan dan takut. Film ini ber-setting tahun 60-an yang menekankan kembali bahwa misteri Annabelle ini sudah terjadi sejak dulu.
Keseluruhan dari gue nih, film Annabelle belum bisa mengalahkan after taste dari Conjuring tapi tetap seram juga kok. Menang scream jump lah. Dikatakan jadi film horror tersukses? hemm.. belum bisa memutuskan karena akan masih banyak lagi sederet film horror sampai akhir tahun ini. Jadi ditunggu saja. Score dari situs IMDb adalah 6,6/10. Cukup kecil tapi lumayan kok untuk menamani akhir pekan ini dan liburan Idul Adha. Selamat nonton! Lebih baik nonton sekarang dibanding ditontonin si dia nanti :)))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar